Tuesday, October 21, 2014

KM Sumber Raya: Rute Pulau Obi - Pulau Bacan - Pulau Ternate

Hari Rabu lalu saya ada bepergian ke Ternate. Berangkat dari tempat tinggal saya saat ini yaitu di Labuha, Pulau Bacan. Banyak cara transportasi yang bisa digunakan untuk menuju Ternate dari Bacan. Bisa menggunakan pesawat walaupun jadwalnya hanya tiga kali dalam seminggu. Atau bisa juga menggunakan kapal. Untuk kapal malam, jadwalnya ada reguler setiap hari. Juga ada kapal cepat dengan hari operasinya Senin sampai Sabtu yang berangkatnya siang hari. 

Pulau Bacan ini mempunyai tiga pelabuhan. Khusus untuk sandar kapal-kapal besar ada dua pelabuhan yaitu Pelabuhan Babang dan Pelabuhan Kupal. Pelabuhan Babang ada di sisi timur Pulau Bacan, sebaliknya Pelabuhan Kupal ada di sisi barat Pulau Bacan. Mengingat pusat peradaban di pulau ini ada di Labuha (dimana saya saat ini tinggal) yangmana berada di sisi barat Pulau Bacan tentu Pelabuhan Kupal menjadi pelabuhan terdekat. Namun demikian kalaupun mau ke Pelabuhan Babang pun hanya memakan waktu perjalanan sekitar 10 sampai 15 menit menggunakan kendaraan. Dari Labuha menuju Babang paling enak menggunakan angkot atau orang sini biasa menyebut dengan "otto", biayanya Rp 10.000,-. Selain angkot, bisa juga naik ojek motor. Saya pernah menggunakan ojek dari Labuha sampai Babang habis biaya Rp 50.000,-. Itupun karena barang bawaan saya yang banyak dan supir ojeknya saya minta mengangkatkan koper saya sampai ke atas kapal.

Pada kesempatan di pekan lalu, saya naik kapal menuju Ternate dari Pelabuhan Kupal. Tidak seperti Kapal malam reguler dari pelabuhan Babang, dari Pelabuhan Kupal kapal malam menuju Ternate tidak reguler setiap hari. Jadwalnya setiap hari apa saya sendiri kurang tahu. Untuk memastikan ada atau tidaknya kapal calon penumpang perlu mengecek terlebih dahulu ke pelabuhan. Kapal-kapal malam yang melewati Pelabuhan Kupal ini adalah kapal dengan rute Pulau Obi - Pulau Bacan - Pulau Ternate. Sejauh yang saya tahu ada empat kapal pada rute ini, yang jadwal operasinya saling bergantian yaitu: KM. Ajul Safikran, KM. Victoria, KM. Obi Permai, dan KM Sumber Raya.

KM Sumber Raya inilah yang saya tumpangi Selasa lalu untuk menuju Ternate. Kapal ini sudah berlabuh di Pelabuhan Kupal dari sore hari (sekitar jam 4-5 sore). Lalu berangkat lagi menuju Ternate malam harinya (sekitar jam 9-10 malam). 

Kesan pertama saya dari KM Sumber Raya ini adalah kapalnya bersih dan terang. Dengan empat deck. Deck satu dan dua adalah tempat penumpang dengan ranjang. Deck tiga dan empat adalah kamar-kamar. Oiya, bagi yang belum pernah naik kapal (seperti saya sampai enam bulan yang lalu) penumpang kapal malam itu tidak duduk di kursi seperti di kapal ferri ya, tapi disediakan ranjang. Bentuknya seperti dipan bertingkat berderet sepanjang deck. Jangan banyangkan ranjangnya pakai kasur ya, hanya memakai matras saja kok. Lalu jangan kuatir perkara jenis kelamin (seperti yang dulu pernah saya takutkan sampai enam bulan yang lalu), waktu memesan tiket calon penumpang akan ditanyakan jenis kelamin calon penumpang. Nah, nanti akan dipisah-pisahkan. Eh, tapi pernah juga ding ada teman saya yang dapat sebelahan sama laki-laki. Kalau kejadian kayak gini, jangan sungkan untuk minta tukaran saja. Tapi kalau tidak pun gak apa-apa kok. Sejauh pengalaman saya bolak-balik naik kapal aman-aman saja kok. Lagian kan dalam deck itu ada banyak sekali penumpang lainnya.


Tampak depan KM Sumber Raya

Sekoci

Kamar Mandi dalam KM Sumber Raya

Lorong dalam KM Sumber Raya

KM Sumber Raya yang saya tumpangi baru berangkat dari Pelabuhan Kupal jam 22.30 WIT. Padahal saya sudah siap di dalam deck dari jam 20.00 WIT. Ini tips bagi Anda yang mau naik kapal juga: bawalah selalu kipas. Soalnya kalau kapal belum jalan suhu udara di dalam kapal sangat panas. Atau bisa juga sih keluar dulu saja, sambil lihat-lihat geliat pelabuhan atau menikmati bintang-bintang di malam gelap.

Paling enak memang kalau naik kapal malam. Selama perjalanan bisa digunakan untuk tidur. Seperti yang selalu saya lakukan kalau naik kapal malam: tidur. Bagi yang suka mabuk laut, bisa minum antimo. Bagi yang susah tidur, bisa minum CTM. Hehehe.. Kalau masih tidak bisa tidur juga, bisa jalan-jalan di kapal atau ikutan nonton TV di ruang pantry sambil mengobrol basa-basi dengan orang asing. 


Pantry KM Sumber Raya

Bagian dalam kamar


Bagian dalam deck ranjang

Ruang nahkoda

Sekitar pukul 04.00 WIT kapal KM. Sumber Raya bersandar di Pelabuhan Bastiong, Ternate. Pagi ini ada tiga kapal yang berbarengan sandar di Pelabuhan Bastiong termasuk KM. Sumber Raya. Sialnya KM Sumber Raya ini datang paling terakhir, jadi untuk bisa turun ke dermaga penumpang perlu menyebrang melalui dua kapal yang sudah sandar terlebih dahulu di dermaga. Harus sangat berhati-hati kalau begini. Apalagi kalau pas bawa barang bawaan banyak, bisa-bisa malah nyebur ke laut.


Bagian haluan kapal Km Sumber Raya

Bagi orang-orang yang tidak punya tempat tinggal di Ternate, seperti saya ini, selalu punya kendala untuk tempat tinggal transit. Di Ternate memang sudah ada banyak sekali hotel dan penginapan. Tapi ya gitu deh, mau yang bagus tapi mahal sekali, mau yang murah tapi hiyeek. Bahkan yang sudah harganya mahal pun kondisi dalam kamarnya ampun deh. Pernah dulu dapat kamar hotel yang kamar mandinya bau banget, bahkan ada yang sampai pembalut tidak dibuang, hanya dibiarkan di dalam kamar mandi tambah lagi karpet kamarnya kotor sekali.

Kalau tidak mau terlalu jauh dari Pelabuhan Bastiong, bisa menginap di penginapan dekat pelabuhan. Ada satu penginapan dekat Bastiong yang pernah saya inapi. Nama penginapannya "Tamasa". Penginapan dengan empat (atau tiga ya-lupa) lantai. Ada kamar dengan tarif permalamnya  Rp 150.000,- dan Rp 200.000,-. Waktu itu saya menginap di kamar yang harganya Rp 200.000,-, begitu masuk kamar langsung disambut bau rokok, huweek. Tapi yasudahlah toh hanya buat transit satu hari saja, buat numpang mandi sama ganti baju sebelum melanjutkan perjalanan lagi.

Nah, sekian dulu cerita saya soal bagaimana saya dari Pulau Bacan yang melakukan perjalan menuju Pulau Ternate menggunakan kapal KM. Sumber Raya. Yah, beginilah hidup saya sekarang. Bagaimana sejak penempatan disini merubah pola kehidupan saya dari sisi mobilitas. Sudah tidak ada lagi cerita soal kereta api atau bis, di negeri kepulauan ini akses terbaik antar wilayahnya memang dengan kapal.

Sekian dan terimakasih.

5 comments :

  1. Hay salam kenal, tinoon posisi dimana skr? saya sedang travelling di maluku utara, saat ini masih di ternate. Ada penginapan yg recommended ga di P. Bacan?? Thanks

    ReplyDelete
  2. Hay salam kenal, tinoon posisi dimana skr? saya sedang travelling di maluku utara, saat ini masih di ternate. Ada penginapan yg recommended ga di P. Bacan?? Thanks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Skrg saya sudah tidak di Bacan, sudah dipindahtugaskan.
      Tp untuk informasi di Bacan ada cukup banyak penginapan, klo rekomendasi saya bisa di Hotel Janicy, kamarnya bagus & bersih, tarifnya 250k permalam. Semoga bermanfaat.

      Delete
  3. Hotel janicy di daerah mana yah?? Masi ingat gak? Biara gampang nyarinya. Trus dulu tinoon tinggal disana ngekos atau gmn? Saya biasanya cari kost yg untuk mingguan biar lebih irit. Thanks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gampang carinya, klo dari pelabuhan naik angkutan mobil (atau ojek, tp lebih mahal) bilang aja ke abangnya penginapan janicy, sebelah apotik rini. Klo kost di bacan mahal2, karene kebanyak untuk kos2an keluarga, perbulan 600-800rb.

      Delete