Ini keadian yang jarang sekali terjadi selama saya hidup yaitu jalan-jalan bareng bapak saya. Dalam ingatan saya, mungkin ini yang kedua kalinya, selain waktu bapak saya menemani saya study tour waktu saya masih TK. Pekan kemaren, bapak menjadi salah satu anggota rombongan pamong desa dari tempat asal saya yang mengikuti acara silaturahmi ke Jakarta. Selama 3 hari di Jakarta, ada beberapa kegiatan yang salah satunya adalah pergi jalan-jalan ke Bogor.
Saya sendiri sebagai anak maksudnya hanya ingin ketemu bapak saja. Tapi begitu tahu ada agenda jalan-jalan ke istana Bogor, saya jadi kepengen ikutan. Kan jarang-jarang tuh bisa masuk ke Istana Bogor. Apalagi katanya memang masih ada kursi sisa di bis. Jadilah saya menyusup rombongan, ikutan jalan-jalan ke Bogor. Hehehee..
Sebelum menuju ke Istana Bogor, rombongan berangkat dulu ke Galeri Batik Bogor Tradisiku. Pemilik galeri batik ini masih satu asal daerah dengan kami (saya dan anggota rombongan semuanya berasal dari Sleman, Yogyakarta). Di galeri ini ada acara ramah tamah sebentar, sambil dijelaskan juga sejarah berdirinya Batik Bogor Tradisiku. Selama acara ramah-tamah, saya lebih asyik melihat-lihat batik. Motif batik di galeri ini bagus-bagus dan unlimited yang tentunya jelas membuat harganya jadi mahal.
Pengerjaan Batik Cap |
Pengerjaan Batik Tulis |
Dijelaskan juga oleh Bapak pemilik Galeri Batik Bogor Tradisiku, kalau Batik Bogor ini sudah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai salah satu warisan budaya. Banyak pejabat khususnya yang menjabat di Bogor menggunakan batik dari Galeri Batik Bogor Tradisiku ini. Terlihat di foto-foto yang terpajang di dalam ruang galeri batik foto-foto Dede Yusuf dan SBY bersama Ani Yudhoyono ketika mengunjungi Galeri ini.
Selain acara ramah-tamah, rombongan pamong desa dipersilahkan memberikan tanda tangan di selembar kain yang nantinya akan dibatik sebagai kenang-kenangan.
Rombongan dari Jogja, yang paling kanan tuh yang punya galeri |
Setelah puas nyoba-nyobain doang, yang akhirnya gak jadi beli gara-gara gak ada ukuran baju yang pas di badan saya, saya pun terus menyusup rombongan ini menuju Istana Bogor. Sempat pasrah gak ikutan masuk istana gara-gara ada larangan gak boleh pake celana jeans dan kaos oblong yang mana pada waktu itu saya lagi pake jeans plus kaos, cuma ketutup blazer aja sih, tapi ternyata pas lagi di ambil tiket masuk eh banyak temennya yang pake jeans juga. Duh, memang bener kali ya, peraturan dibuat untuk dilanggar.
Karena selama di area istana, pengunjung dilarang mengambil gambar, jadi sayang sekali saya tidak punya banyak dokumentasi tentang interior setiap ruangan di dalam istana. Terlepas dari bagusnya interior istana bogor, hal lain yang membuat saya terpukau adalah koleksi lukisan yang terpajang di dalamnya. Ada banyak sekali lukisan karya pelukis ternama Indonesia yang dipamerkan, salah satunya adalah karya Maestro Basuki Abdullah yang akan membelalakan mata para pria yang melihatnya. Lukisan yang disebut sebagai hadiah untuk Bung Karno ini menggambarkan tujuh perempuan yang sedang mandi di air terjun, ah sudah tentu tanpa busana, dong. Dari koleksi lukisan dan patung-patung perempuan yang menghiasi istana bogor, jelas sekali mencerminkan kesukaan penghuninya dulu, Bung Karno.
Dari istana Bogor, perjalanan rombongan berlanjut ke Tajur. Di sini adalah pusat perbelanjaan tas dan sepatu, semacam Ciampelas atau Cibaduyut, tapi di Bogor.
Nah, sudah capek belanja, rombongan pun kembali ke Jakarta. Saya harus berterimakasih nih buat rombongan pamong desa Selomartani yang sudah sudi membiarkan saya menyusup acara jalan-jalannya masih dikasih jatah snack dan makan siang pula. :)
Like this! :)
ReplyDeleteMatur suwun rawuhipun, mba..
Makasih udah mampir ke gallery Batik Bogor Tradisiku dan jadi bisa jalan2 bareng dan seneng kalau mba nya senang selama di Bogor..
Semoga bisa bertemu lagi..
Warm regards,
Lisha
Whehehhe... makasih ya, mbak :)
Delete