Tuesday, March 6, 2018

Maldives! Eh. Morotai!

Hai hai hai...
Apa kabar semuanya?
Setelah setahun vacuum dari dunia perbolangan akhirnya saya kembali. Yaiyyy!
Sedih memang, setahun kemaren saya sakit jadi gak pergi kemana-mana, doakan yah temans semoga tahun ini dan seterusnya saya sehat-sehat terus dan bisa kelayapan lagi. hehe.

Alhamdulillah akhirnya bulan ini saya dapat kesempatan untuk menghirup udara kebebasan. Udara kebahagiaan. Oksigen yang sejati untuk jiwa saja.

Jadi, kebetulan saya dapat tugas ke Kabupaten Pulau Morotai. Oh, iya, sejak November 2017 lalu saya sudah dipindahtugaskan di Kantor Wilayah dooong. Akhirnya kan finally alhamdulillah yaahhh sudah terbebas dari tugas perkerjaan di level kabupaten yang mencekik jiwa dan raga itu. Hohoho. 

Hayyyy I'm Back!!!

Singkat cerita, berangkatlah saya ke Morotai. Perjalanan dari Ternate ke Morotai ditempuh sekitar 30 menit menggunakan pesawat ATR-nya Wings-Air. The one and only maskapai yang saat ini menyediakan rute Ternate-Morotai. Ini pun udah kabar baik lho, dulu cuma ada Suzy Air yang maskapainya cuma muat sedikit orang itu plus jadwal terbangnya cuma hari-hari tertentu saja.

Tarif pesawat Ternate-Morotai ini murah kok gaess. Cuma 400ribuan dan relatif flat harganya. Sama kan kayak harga tiket Air Asia Jakarta-Bali. Jadi, anggaplah Morotai ini Bali-nya di Maluku Utara gitu yah. Iyain please...

Note: Karena sebetulnya saya di Morotai selama 5 hari dengan membawa agenda terselubung lainnya, jadi yang saya sampaikan disini hanya kegiatan-kegiatan have fun-nya saja ya Sodara-Sodara. Untuk estimasi waktu itenerary bisa disesuaikan.

Selasa, 20 Februari 2018 
Pukul 12.45 WIT
Start dari Ternate
Pesawat ke Morotai dari Ternate terbang setiap hari pukul 11.55 atau lebih molor, seperti yang saya alami, saya baru benar-benar naik ke pesawat sekitar jam 12.45. Sangat Indonesia. *applause*

Ngelewatin daratan Jailolo

Ini kayaknya sekitaran Kecamatan Sahu - Halmahera Barat
Lalu kira-kira setengah jam kemudian, saya terbangun (yess biar cuma terbang setengah jam saya teteup bisa bobo cantik di pesawat, hahaha) di atas pemandangan seperti ini.
Hah! Bukannya saya terbang mau ke Morotai, kenapa malah ke Maldives? 

Maldives!
Pukul 13.31 WIT - Tiba di Morotai
Pesawat landing di Bandara Pitu di Morotai. Lucu yah namanya, pitu, gak tahu deh yang siji sampe enem ada dimana. #krikrikrik

Bandara Pitu masih dalam proses perluasan, jadi waktu saya tiba disana kondisinya masih memprihatinkan banget. Ruang kedatangannya hanya ruangan seluas empat kali lima meter (perkiraan saya aja sih ini, pokoknya suempiiit pol) yang digunakan untuk kedatangan penumpang sekaligus untuk pengambilan bagasi. Saking sempitnya waktu mau ambil bagasi, sampe nyaris saya bikin bule jatuh nabrak banner di ruangan itu gara-gara bersenggolan. Sekali lagi saya tekankan, bule kesenggol karena ruangan yang sempit ya, bukan karena saya yang kelebaran. -_-


Note lagi:
Highlight destinasi wisata di Morotai ada di Pulau Dodola dan sekitarannya. Meskipun sebetulnya ada juga spot wisata di pulau induknya. Tapi untuk postingan ini saya fokus akan bahas soal Pulau Dodola dan sekiratannya.

Perjalanan saya menuju saya lakukan waktu pagi hari. Jadi kalau dari pembaca budiman sekalian mau bikin itinerary ke morotai, waktu siang-sore bisa diisi dengan jalan-jalan sight-seeing di pulau induk morotai.

Landmark Pulau Morotai

Sabtu, 24 Februari 2018 - Pagi (9.00 WIT)
Jam 8 pagi saya sudah siap meluncur. Tapi apa mau dikata ternyata ada miskomunikasi di pesanan kapan speed yang kami pesan. Alhasil, kami harus nego-nego lagi cari carteran speed lainnya.

Oh iya, kami itu saya dan rombongan yah. Karena saya melakukan perjalanan ke Dodola dan sekitarnya ini barengan sama 4 orang lainnya. Kelemahan island-hoping di Morotai ini ya gini, mahal di transportasinya. Gak cuma di Morotai ding, hampir semua di Maluku Utara. Belum ada transportasi laut reguler untuk tujuan wisata ke pulau-pulau sekitaran Dodola, makanya mau gak mau pengunjung harus carter speed. Udah gitu, speed di Pelabuhan Daruba (nama pelabuhan speed di Morotai) rata-rata burukuran besar. Otomatis membuat biaya sewa speed-nya jadi mahal kan. Bagus kalau yang ikut speed banyak jadi bisa rame-rame patungan. Nah kalau cuma segelintir manusia nekat begini ya emang jadinya tekor banyak sih.

Pelabuhan Daruba
Pulau Pasir

Dari Pelabuhan Daruba tujuan pertama kami adalah Pulau Pasir. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit saja untuk sampai di pulau kecil ini. Pulau Pasir ini merupakan segundukan pasir berbentuk oval dengan diameter mungkin sekitar 12-14 meter. Bener-bener cuma gundukan pasir gitu gaess. Trus ombaknya jadi random gitu, unik banget pokoknya. Cuma karena gak ada tempat berteduh kalau kelamaan di pulau ini bakalan mimisan deh. Soalnya puanaaasss poooolll.






Pulau Dodola
Kami di Pulau Pasir gak lama, mungkin cuma 15 menit. Soalnya saya udah gak tahan sama panasnya. Menyengat di ubun-ubun.

Setelah dari Pulau Pasir kami berpindah ke tujuan lainnya, tidak lain lagi, yaitu Pulau Dodola. Highlight wisatanya Morotai. Dari Pulau Pasir ke Pulau Dodola memakan waktu sekitar 10 menit saja. Selama perjalanan di speed boat kita bisa menikmati pemandangan lautan morotai yang subhanallah tjakep bingit pokoknya.

Gak kerasa kami tiba di Pulau Dodola. Dari arah kami datang, speed boat melaju dari Pulau Dodola Kecil ke Pulau Dodola Besar. Saat laut surut, seperti ketika kami kesini, kita bisa melihat pasir timbul yang menghubungkan antara Pulau Dodola Kecil ke Pulau Dodola Besar.

Pasir timbul di Dodola

Pasir timbul di Dodola dan pengunjung alay
Gradasi lautan Morotai


Apa saja yang bisa dilakukan di Pulau Dodola ini? Banyak.

  1. Berenang di pantai
  2. Snorkling, alatnya sewa dari Pulau induk ya.
  3. Kayaking, yup disini disewakan kayak bagi yang berminat.
  4. Duduk-duduk menikmati pantai yang indah aduhai syalalala.
  5. Makan bagi yang kelaparan, tapi bawa makanan sendiri yaah soalnya gak ada yang jualan di Pulau Dodola.
  6. Minum kelapa muda langsung dari pohonnya, eh yang baru dipetik dari pohon maksudnya. Tapi klo ini mesti cari penjaga di Pulau ini yah, trus bayar. Jangan asal ambil sendiri, itu namanya mencuri.
  7. Mancing. Pastilah kalau yang ini. Bagi yang hobi mancing pasti bakalan suka mancing disini, soalnya di lautan Morotai ini kaya akan ikan, terutama variasi ikan dasar, ikan yang hidup di dasar laut di sekitaran karang-karang, makanya disebutnya ikan dasar. 
  8. Bermalam. Yup, di Pulau Dodola ini tersedia beberapa rumah/cottage unyu-unyu gitu. Tapi saya gak yakin fasilitasnya lengkap dan memadai. Kalau kata teman saya yang pernah mengantar tamu dari Jakarta, yang ingin menginap di cottage di Pulau Dodola, mereka harus menghubungi pengelola cottage dulu sebelum berangkat ke Pulau Dodola. Lalu kesulitan selanjutnya adalah soal makanan. Karena disini tidak disediakan makanan. Jadi teman saya ini harus balik lagi ke Pulau induk, untuk beli makanan. Ribet banget. 
  9. Camping. Situasi ini mungkin lebih cocok buat yang suka tantangan survival yaah. Bisa mancing ikan lalu dibakar & makan rame-rame, lalu tidur malamnya camping pakai tenda dibawah sinar bulan dan bintang-bintang. Sungguh syahdu sekali.
  10. Sight Seeing saja. Kalau ini pilihan yang saya lakukan selama di Pulau Dodola. Karena kalau mau snorkling saya pikir nanti saja di destinasi selanjutnya. Jadi selama disini saya cuma berjalan dari Dodola Besar ke Dodola Kecil. Jalan disini harus banget lepas alas kaki, soalnya rugi banget kalau gak merasakan lembutnya pasir di Dodola. Yess, lembuuuuut banget. Kayak tepung saking halusnya.


Look at that sands!

Kapa Kapa!!!
Dari Pulau Dodola kami lanjut ke Kapa Kapa. Hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit (kayaknya, pokoknya cepet). Di sini adalah spot snorkling dan diving. Jadi ada area yang dangkal tapi banyak terumbu karang warna-warninya dan ada juga area yang lebih dalam yang jadi spot diving. Di sini yang katanya ada kapal perang karam di dasar lautnya.

Soooo, tanpa banyak babibu, begitu tiba di spot snorkling, saya langsung bersiap pakai google dan snorkle. Begitu mesin speed boat mati, saya langsung nyebuuuurrr. Begitu beres pasang fin dan dapat petunjuk guide kami, tentang spot-spot dimana saja yang bagus langsunglah saya meluncur ke arah yang ditunjuk.




Di Kapa Kapa ini kami paling banyak menghabiskan waktu. Mungkin sampai 2 jam kami ngambang-ngambang ngalor ngidul di sekitaran Kapa Kapa ini. Kalau bukan karena lapar dan kepala mulai berkunang-kunang mungkin saya masih mau lanjut, karena snorkling disini tuh juaraaaak banget. Airnya tenang, gak berarus, lalu cuaca yang cerah juga sangat mendukung jarak pandang di dalam air, belum lagi karang-karang dan ikan di sini yang warna-warni cantik aduhai banget.

Tapi maaf, saya menyesal gak bawa action-cam, jadi gak ada dokumentasi bawah laut di Kapa Kapa ini. Doakan yaah semoga ada kesempatan lain lagi untuk mengunjungi Kapa Kapa ini lagi. Seriously, if i have the chance to visit Morotai again, i won't miss Kapa Kapa, and you should too!





Kalau kamu gak pinter-pinter amat berenang, atau bahkan belum pernah berenang sama sekali, jangan kuatir di Kapa Kapa ini yang kamu butuhkan cuma pelampung. As long as kamu ngambang-ngambang kamu gak akan kemana-mana karena selama saya snorkling disini beneran gak ada arus. Rasanya kayak lagi di suatu kolam raksasa yang punya pemandangan bawah laut surgawi yang menakjubkan.


Zum Zum Mc Arthur Island
Setelah puas maen air di Kapa Kapa, kami lanjut ke Pulau Zum Zum. Memakan waktu sekitar 5-10 menit dari Kapa Kapa ke Zum Zum. Aslinya masih gak paham kenapa pulau ini jadi salah satu tujuan wisata, karena waktu tiba disana agak zonk gitu. Ada dermaga yang sudah rusak dan terabaikan, meski ya tetap ada dermaganya yang masih bagus. Cuma disayangkan saja, kenapa gak dimusnahkan saja dermaga lamanya, biar lebih estetik, jangan menunggu dermaga rusak dimakan jaman lalu luruh di lautan, itu kan namanya nyampah. Upss, sorry jadi ngomel-ngomel.

Setelah melewati dermaga, akan ada gerbang masuk pulau, yang makin bikin zonk lagi. Pintu gerbangnya jadi kayak gubuk derita gitu. Ada kain-kain buluk menggantung gitu, ada semacam dapur darurat lengkap dengan peralatan masak yang sedikit berdebu. Semacam ada seseorang yang tinggal disini dengan kondisi serba terbatas begini.

Dermaga Pulau Zum Zum
Lanjut melangkah lebih dalam lagi di Pulau Zum Zum, kita akan disuguhi jalan setapak yang di kelilingi taman dengan tanaman-tanaman bunga ala kadarnya dan beberapa gazebo yang tak terurus. Lalu agak ke dalam tapi masih di tepi pulau ada monumen Mc Arthur, which is gue gak tahu dia siapa. I'm sorry :|

Tapi karena Pak Fakir maksa-maksa buat foto di patung monumennya dan saya gak enak buat nolak, jadilah saya foto di depan patung, padahal aslinya gak minat sama sekali. Baru pas udah balik baru saya sadar kalau dari semua foto yang dijepretin sama blio gak ada yang gak kepotong patungnya, bahkan tambah lagi di semua foto sepertiga frame adalah tangannya si bapak. Ha-ha-ha.

Maaf ya Om Arthur, cuma keliatan kakinya doang :'(

Nah, di sisi lain pulau Zum Zum ada semacam "Hollywood-sign" nya pulau ini. Tulisannya begini:


Selain mengagumi "keunikan" pulau Zum Zum ini, kalau kesini jangan lewatkan buat main airnya ya. Soalnya sama kayaknya pantai-pantai di sekitaran Morotai-Dodola ini, di Zum Zum ini juga airnya jernih, pasirnya putih, lalu agak menjorok ke laut banyak terumbu karang dan ikan-ikan juga.

Cuma perlu hati-hati ya kalau lagi main-main di pantainya, soalnya ada bangkai besi sisa-sia kapal perang, kayak yang saya jumpai ini:

Yang item-item itu bangkai besi kapal perang
Di Zum Zum kami manfaatkan waktu untuk makan siang bekal yang kami beli di pulau induk. Catat yaahh kalau mau island-hoping di Morotai ini, wajib bawa bekal dan jangan harap ada yang jual pop mie disini.

Zum Zum adalah destinasi terakhir island-hoping kami ini. Setelah kenyang dan puas bermain kami langsung cuss kembali ke pulau induk.


See you again Dodola ^^
Last but not least, terimakasih banyak!

  1. Gusti Allah Yang Maha Kuasa, yang telah menciptakan keindahan surgawi di bumi Morotai;
  2. Ibu dan Bapak yang saya lupa gak pamit kali ini, but I know they're always pray for my best;
  3. Bos saya, yang telah mengutus saya untuk bertugas ke Morotai, jadi hemat di ongkos transpot hahaha;
  4. Rekan-rekan kantor di Morotai, atas keramah-tamahan dan segala macam bantuan yang luar biasa;
  5. Mas Fajar dan Mbak Endah, yang sudah berkenan mengijinkan saya jadi obat nyamuk di honey-honey-nya, hahaha. 
  6. Pak Fakir, guide kami dengan cerita pengalamannya luar biasa;

Sekali lagi terimaksih untuk semua yang sudah membantu saya selama perjalanan ini, perjalanan menyenangkan ini tidak akan berkesan tanpa kebaikan kalian.

Oh, iya. Terimakasih para fotografer dadakan yang telah sudi jepret saya: Pak Fakir dan Ricci, tanpa kalian jelas tidak akan lengkap postingan ini tanpa penampakan wujud saya. wkwkwk.


See you next trip!

0 comments :

Post a Comment