Thursday, September 15, 2011

Mataku


Masih sama seperti setiap pagi yang dia lewati setahun ini,  sejak masuk kelas pagi ini dia tak lepas dari punggung dan tengkukmu.
Kamu membungkuk menalikan sepatu, kamu beranjak ke sudut, atau saat kamu terburu-buru ke kantin, dia masih di sana, tak lepas dari punggung dan tengkukmu.
Sampai saat dia mengikutimu, menikmati wangi yang tertinggal di setiap langkahmu, di ujung lorong tiba-tiba kamu berbalik, tepat di depannya kamu memandang tanpa mengerti apapun. 
Dia tak berkedip, dia berdoa, berharap waktu berhenti saat itu juga agar dia bisa terus mengagumi sosokmu, si  pemilik pungggung dan tengkuk itu.




Jakarta, 15-09-2011

0 comments :

Post a Comment