Sabtu-Minggu kemaren (1-2 Oktober 2011) saya dan teman-teman GPA melakukan ekspedisi dalam rangka pelantikan Anggota Baru di Gunung Papandayan, Garut. Di sini saya ingin sedikit menulis tentang perjalanan saya.
Jumat malam saya dijarkom kumpul di depan kampus di Otista, tapi dasar jam karet, jam 9.30 baru ngumpul semua anak-anaknya.
Sebelum berangkat, foto dulu ber-21 |
Setelah nunggu hampir 2 jam kami akhirnya berangkat naik ranger sekitar jam 10 pagi, berangkat menuju Garut lewat tol cipularang.
Penampakan Area Parkiran / Camp David |
Jam 17.00 kami sampai di area Camp David, Gunung Papandayan. Rencananya kami mau langsung lanjut naik, mau nge-camp di Pondok Salada, tapi oleh relawan yang berjaga melarang kami untuk naik gunung, karena saat itu kondisi memang sangat berkabut. Selain itu yang menjadi kekhawatiran adalah sampai saat ini status gunung Papandayan adalah Siaga 3. Jadi, semaleman kami nge-camp Camp David.
Minggu pagi jam 7.30 kami siap berangkat. Setelah menitipkan tas beserta barang-barang bawaan kami ke Pak Slamet (supir ranger yang mengantar kami, yang memutuskan untuk tidak pulang ke jakarta lagi karena cuaca sabtu sore yang emang lagi gak bagus) jadi kami hanya membawa barang-barang yang penting untuk perjalanan naik ke Tegal Alun.
Setengah jam pertama perjalanan melewati kawah, lumayan bikin deg-deg-an soalnya di beberapa titik kita bisa bener-bener merasakan getaran dari gemuruh aktivitas kawah gunung Papandayan.
lewat kawasan kawah aktif |
Setelah melewati jalur kawah, kita akan disuguhi pemandangan yang bagus banget, hamparan hijau pegunungan Papandayan. Karena medan pendakian Papandayan yang terbuka, kita bisa melihat jalur dengan jelas.
Setengah jam selanjutnya adalah medan yang lebih hijau, karena di sini mulai banyak tumbuhan hijau dan pohon-pohonan. Walaupun masih tetap terbuka (baca: panas dan terik).
Karena jalur aslinya longsor jadinya potong jalan. |
Setelah potong jalan, di sini ketemu lagi dengan jalur aslinya. |
Jalur pendakian yang terlihat jelas, karena jarang ada pepohonan |
Jam 9 pagi kami sampai di Pondok Salada. Agak lama, sekitar waktu setengah jam kami gunakan untuk istirahat, yah lebih banyak buat foto-foto gak jelas sih, soalnya perjalanan satu jam dari Camp David sampai Pondok Salada gak bikin capek, mungkin karena sepanjang perjalan kami dimanjakan dengan pemandanagn yang bagus banget. Di Pondok Salada ini sudah bisa kita jumpai rumpun edelweis.
Pondok Salada |
edelweis di Pondok salada |
edelweis di pondok salada |
Jam 9.30 kami mulai melanjutkan perjalanan. Setelah sekitar 5 menit melewati kawasan yang mirip sabana, jalur selanjutnya melewati Death Zone, ini adalah kawasan hutan yang mati bekas letusan Gunung Papandayan tahun 2003.
trek menuju Tegal Alun |
Dan akhirnya jam 10.21 kami sampai di Tegal Alun yang penuh dengan hamparan edelweis. Walaupun masih banyak edelweis yang kuncup tidak menghalangi kami untuk mengabadikannya.
Tegal Alun |
edelweis di tegal alun |
Cuma 10 menit kami di Tegal Alun, karena langit sudah mulai mendung, jadi kami memutuskan untuk turun. Yah, kami memang tidak lanjut ke puncak sih, soalnya memang diantara kami gak ada yang tahu jalurnya.
Perjalanan turun kami lewat jalur yang berbeda dari jalur naik. Kami melewati kawasan Death Zone dengan langsung potong kompas ke kawah. Memang jalurnya
Area Death Zone |
main perosotan |
tetep bergaya walaupun di bawahnya ada kawah |
Dan akhirnya jam 13.21 kami sampai lagi di pos Camp David. Setelah ada acara intern GPA sekitar 2 jam, kami bersiap untuk pulang kembali ke Jakarta.
Syukur Alhamdulillah, setelah 7 jam perjalanan di dalam ranger yang cukup bikin badan pegel-pegel parah, kami semua selamat kembali ke kosan atau rumah masing-masing.