Kali ini saya berkesempatan menyambangi Kepulauan Sula! Ikuti keseruanku selama di Sanana (Ibu kota Kabupaten Kepulauan Sula) yuk!
Jadi, akhirnya saya pergi ke Kepulauan Sula dalam rangka tugas kantor. Asli cukup was-was juga karena membayangkan akan pergi ke kabupaten yang tergolong remote area ini. Untungnya rombongan kami masih dapat tiket pesawat dari Ternate menuju Sanana (ibukota Kabupaten Kepulauan Sula).
Ada 2 alternatif transportasi yang dapat digunakan untuk menuju Sanana. Pertama menggunakan pesawat, memang tidak setiap hari tapi ada asal cuaca bagus ya berangkat. Kedua, menggunakan transportasi laut yaitu kapal, kapal pun juga tidak setiap hari, hanya saja jelas waktu tempuhnya lebih lama dan lebih melelahkan.
|
Boarding Pas Pesawat Trigana |
Saya berangkat dari Ternate menuju Sanana menggunakan pesawat Trigana, ya karena memang tidak ada maskapai lain yang melayani penerbangan menuju Sanana. Pesawatnya kecil, bahkan lebih kecil daripada Wings Air.
Waktu tempuh dari Ternate ke Sanana menggunakan pesawat kurang lebih sekitar 45 menit. Di Sanana pesawat mendarat di Bandara Emalamo. Begitu turun dari pesawat saya disambut dengan suasana pemandangan yang hijau-hijau.
|
Suasana di area Bandara Emalamo |
|
Bandara Emalamo |
|
Ruang Tunggu Bandara Emalamo |
|
Klaim Bagasi di Bandara Emalamo |
Sesuai tugas, saya akan berada di Sanana selama 4 hari. Tentunya di sela-sela melaksanakan tugas tidak ada salahnya menyempatkan menikmati keindahan alam di Sanana ini, kan. Kan katanya work hard play hard.
Berikut beberapa spot wisata alam yang saya kunjungi selama di Sanana:
1. Wisata Mangrove Wakayoya - Desa Man-gega
Pada saat saya ke lokasi ini sebenarnya belum resmi dibuka, bahkan jembatan kayunya masih belum selesai dibangun, tapi jujur saja saja memang lokasinya bagus dan pemandangannya juga indah dengan perpaduan pantai, perbukitan dan tentunya hutan bakau.
|
jembatan dermaga yang belum selesai dibangun |
2. Pulau Fukuweu atau Pulau Kucing
Pulau kecil ini terletak di ujung utara Pulau Sulabes (pulau dimana Sanana berada). Untuk menuju ke Pulau Fukuweu ini kita perlu mencarter kapal dari desa Fukuweu. Di lokasi penyeberangan sudah ada banyak kapal yang siap untuk ditumpangi.
|
Desa Fukuweu |
Jarak dari Desa Fukuweu ke Pulau Kucing cukup dekat, kurang lebih hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar 5-10 menit. Begitu tiba di Pulau Kucing kita akan disambut dengan gapura dengan patung-patung kucing.
Kenapa namanya Pulau Kucing? Konon katanya pulau ini dulu adalah tempat pembuangan kucing, dan tak heran pula di pulau ini ada banyak kucing.
Nah, apa yang bisa dilakukan di Pulau Kucing ini? Biasanya pengunjung yang datang ke sini ya sight-seeing melihat-lihat keindangan di sekitaran Pulau Kucing ini. Mungkin bisa juga berenang di sekitaran pulau. Di satu sisi Pulau Kucing ini terdapat jembatan yang menghubungkan beberapa gazebo di atas laut, pengunjung dapat menyewa gazebo lalu memesan pisang goreng, goraka (air jahe) atau kelapa muda. Oh ya di Pulau Kucing ada penjual yang menyediakan makanan dan minuman, tapi ya menu standar aja ya.
|
ini gazebonya |
|
di seputaran Pulau Kucing ada cukup banyak tempat untuk duduk-duduk seperti ini |
Salain bisa berjalan berkeliling di jembatan/dermaganya, kita juga bisa sedikit hiking ke atas bukit Pulau Kucing, tidak terlalu tinggi sebenarnya, hanya jalurnya cukup curam saja.
|
jalur untuk menuju puncak bukit |
|
di puncak bukit ada gardu pandang seperti ini |
|
habis selesai kerja banget ini kami ke sini jadi masih pakai baju batik |
Dari gandu pandang di puncak bukti di Pulau Kucing ini kita bisa melihat panorama laut dan Pulau Sulabesi. Selain laut, ternyata di dalam Pulau Kucing ini ada danau juga, lho. Danaunya lumayan luas dan sudah disiapkan gazebo-gazebo untuk tempat bercengkrama dan makan-makan juga. Katanya sih ada yang mancing di danau ini juga.
|
nampak Desa Fukuweu tempat kami menyebrang sebelumnya |
|
lautnyaaa biruuuu cantik banget |
|
ini danau di dalam Pulau Kucing |
|
lumayan luas kan |
3. Tanjung Waka - Desa Fatkauyon
Nah, ini sih highlight utama dari perjalanan saya ke Kepulauan Sula ini. Awalnya saya tidak ada bayangan sama sekali soal Tanjung Waka, bahkan saya baru pertama kali mendengarnya waktu diajak pergi ke sini.
Sebelum berangkat ke Tanjung Waka, kami perlu menyiapkan perbekalan. Karena di Tanjung Waka tidak ada orang yang berjualan makanan atau minuman. Lalu untuk menuju ke sana juga perlu berangkat pagi-pagi, karena perjalanan yang cukup jauh, yaitu berada di paling ujung selatan Pulau Sulabes.
|
di sini nih lokasi Tanjung Waka |
Perjalanan dari Sanana menuju Tanjung Waka ini ditempuh kurang lebih satu jam. Untuk jalurnya bervariasi, mulai dari yang jalannya masih aspal bagus, lalu aspal yang mulai rusak, lalu ada jalur sirtu yang geradakan juga, selain jalan yang kanan-kirinya kebun juga akan melalui jalan-jalan desa. Ada yang unik saya menemui beberapa desa yang semua rumahnya dicat dengan warna biru. Sayang tidak sempat saya foto.
Sesampaikanya di lokasi Tanjung Waka, masih dari dalam mobil saya sudah tercekat kagum. Sepanjang satu sisi jalan di Tanjung Waka terpampang lautan biru magis yang begitu memesona, belum lagi hamparan pasir putihnya yang menambah cantik perpaduan warna panorama ini. Luar biasa. Indah sekali.
Ke pantai dengan pasir putih dan laut biru tosca saya sudah pernah dan saya pun terkagum-kagum. Tapi pantai dengan pasit putih dan laut biru tosca namun membentang sepanjang Tanjung Waka ini pertama kalinya. Don;t get me wrong setiap pantai punya ciri khasnya masing-masing, punya karismanya sendiri-sendiri, termasuk pantai di Tanjung Waka ini, karismanya luar biasa memukau. Apalgi mengingat bagaimana perjuangannya untuk bisa mencapai lokasi ini, tidak mudah. Jadi, ketika mata ini dimanjakan keindangan alam Tanjung Waka yang luar biasa ini, rasanya memang sepantas itu Tanjung Waka menjadi pantai terindah versi saya.
Saya benar-benar merasa beruntung sekali bisa sampai di pantai Tanjung Waka ini. Pengalaman ini bisa jadi akan mejadi pertama kali dan satu-satunya di hidup saya.
Jadi, ngapain aja di pantai Tanjung Waka? Saya sih cuma strolling around sepanjang pantai, foto-foto sampai bosan. Lalu lapar, makan bekal. Habis makan ngantuk, akhirnya baring-baring di kursi-kursi yang disediakan di pantai ini, sampai akhirnya benar-benar terlelap. Ah nikmat sekali bisa tidur siang di pantai terindah. Hehehe.
Sebenarnya bisa saja kalau mau berenang di sini, tapi karena memang minim persiapan, saya tidak bawa baju ganti, jadi ya nggak nyemplung deh.
Well, segitu aja ya cerita perjalanan saya ke Kepulauan Sula. Saya pengen cerita juga soal perjalanan kembali dari Sanana ke Ternate yang akhirnya ada pembatalan pesawat jadi terpaksan saya naik kapal. Tapi berhubung traffic di blog ini terkait informasi perkapalan cukup tinggi (ceilah) sepertinya akan saya biat postingan terpisah ya.
Akhir kata, terima kasih untuk teman-teman di Kepulauan Sula yang sudah bersedia membantu kami jalan-jalan di Sanan dan sekitarrnya ya, banyakan Albert sih yang bantuin. Kalau kamu baca catper ini, makasih ya!
Lalu juga terima kasih untuk teman perjalanan saya: Ibu Mardian dan Riri.
Okay guys. See you next trip!