Wednesday, November 26, 2014

Mengejar Matahari di Pulau Rempah (Bagian 3)

Masih di hari yang sama saat menangkap gradasi fajar di Dodoku Ali, siang harinya saya dengan seorang teman, berboncengan keliling Pulau Ternate. Tujuan kami ke Pantai Sulamadaha. Tapi tunggu dulu, postingan ini belum akan membahas soal Pantai Sulamadaha. Jadi, dalam perjalanan menuju Pantai Sulamadaha dari pusat kota Ternate akan ada sebuah kawasan luas dimana ada banyak sekali bebatuan vulkanik hasil letusan Gunung Gamalama yang dibiarkan begitu saja. Maksudnya, tidak dipindahkan atau diolah atau diapain gitu, hanya dibiarkan berserakan di kawasan itu. Orang Ternate menyebut kawasan bebatuan vulkanik ini dengan sebutan, Batu Angus. Sesuai dengan keadaan batu-batuan disana yang memang dalam keadaan terbakar. 


Untuk menikmati eksotisme Batu Angus ini pun tidak perlu sampai banyak tenaga karena memang lokasinya yang tepat berada di pinggir jalan. Pengunjung bisa menikmati keindahan alam di kawasan Batu Angus dengan latar Gunung Gamalama atau bisa juga di sisi lain dengan latar laut.




Sudah begitu saja sih, tidak banyak yang bisa dilakukan di Batu Angus ini.
Terimakasih sudah berkunjung! :p

Tuesday, November 25, 2014

Mengejar Matahari di Pulau Rempah (Bagian 2)

Waaaa.. sudah sebulan lebih dari yang bagian satunya, hehhehe --"
Jadi ini lanjutan kisah saya dalam pengejaran matahari di Pulau Ternate. Minggu pagi, selepas shubuh, dengan membawa motor, saya berjalan ke bagian timur pulau kecil ini. Jujur waktu itu, sebenarnya saya tidak tahu akan menuju kemana. Saat teman saya tanya, "kamu mau hunting sunrise dimana?" saya hanya bisa menjawab, "Yang jelas ke arah matahari terbit." :))



Tidak meyangka ternyata tidak perlu berkendara terlalu jauh, saat berbelok di depan keraton Ternate, saya langsung tertarik dengan spot yang letaknya tepat di samping hypermart. Sempat ragu untuk menuju ke tempat ini karena disini termasuk area car free day. Hari sebelumnya saya sempat dengar cerita kalau kakak tingkat saya kena tilang saat bawa motor di area ini. Tapi akhirnya saya nekat masuk saja, lagipula saat itu tidak belum ada polisi yang berjaga. Dan lagi, gradasi warna refleksi sinar matahari pagi itu sudah mulai tampak, saya jlebih khawatir kalau saya cari spot lain justru malah kelewat moment ini.


Pada saat saya di tempat ini, saya benar-benar tidak tahu menahu soal spot ini. Saya pikir ini hanyalah area tepi pantai biasa saja dengan dermaga yang memang biasa digunakan warga untuk berlabuh. Baru belakangan saya tahu kalau spot ini namanya Dodoku Ali. Dodoku artinya jembatan atau dermaga, sedang Ali diambil dari salah satu tokoh yang berjasa di Kesultanan Ternate yaitu Kapito Lao Ali. Di tempat ini tidak hanya ada dermaga tapi juga ada taman lengkap dengan tempat duduk-duduk yang biasa digunakan warga untuk berkumpul terutama pada hari Minggu sembari menikmati matahari pagi saat car free day.


Spot ini pas sekali bagi yang suka berburu matahari. Tepi pulau yang tepat menghadap ke arah timur, ditambah dengan adanya dermaga sederhana yang semakin menambah melankoli suasana pelabuhan. Menangkap gambar gradasi dengan siluet perahu yang sedang sandar di tepi laut pun akan menjadi estetika tersendiri dalam bingkai kamera. 





Well, so far this is the most beautiful sunrise I've ever captured, without a lot of  efforts, hehehe :p 
Sekian dan Terimakasih sudah berkunjung. Salam jingga matahari. :))